Rabu, 19 November 2008

Study Banding Anggota Dewan


Cerita off the record ini sebenarnya sudah agak lama saya dapatkan. Seorang dosen, pengamat hukum lingkungan yang juga staf kementrian LH bercerita banyak pada sy. Waktu itu, blio sedang getol memperjuangkan RUU sampah.
Awalnya dia cerita tentang RUU sampah yang digagas kementrian LH ini sebagai terobosan baru satu diantara penegakan hukum lingkungan di Indonesia. Supaya bisa jadi UU, RUU ini harus mendapat pengesahan dari DPR.
Sebenarnya, pembahasan RUU ini tidak rumit, tapi sama wakil rakyat "sengaja dibuat rumit". Dalam beberapa kali rapat dengan eksekutif anggota DPR (yang konon terhormat... sekarang masih terhormat ga ya? atau sudah terlaknat? wallahu alam bishawab) selalu mengulur-ulur pembahasan. Yang kurang inilah, kurang itu lah. harus begini dan begitu. Ujung-ujungnya mereka mengajukan sejumlah permintaan pada eksekutif. Permintaannya luar biasa...
1. Minta kunjungan luar negeri untuk study banding ke Cina. Ga tanggung-tanggung, mereka minta tinggal di hotel mewah yang ada lapangan golf-nya.
2. Uang saku puluhan juta per orang harus jadi tanggungan KLH
Lucunya... sebelum mereka brangkat study banding, eh... laporan study bandingnya sudah jadi karena sudah dikerjakan orang2 KLH... Edan tenannnn!
Jadi ternyata di Cina mereka cuma main golf, blanja2, wisata...dll yang ga ada hubungannya sama urusan rakyat!
Itu belum cukup. Supaya RUU ini disahkan, KLH juga harus menyiapkan uang pelicin untuk setiap anggota dewan. "Di depan mata sy mereka terima uang itu, tapi nggak mau tandatangan kuitansi. Bahkan kuitansinya dirobek..." cerita dosen hukum LH ini sambil kesal.
Itulah perilaku anggota dewan. Tanpa bermaksud menggeneralisir (oknum barangkali... tapi klo oknum, kok sekarang banyak yg ditangkapi KPK, bahkan ada yg semua anggota komisi terima uang haram...jadi yang benar oknum atau... semua oknum anggota dewan... hahahaha...) kejadian semacam ini bukan yang pertama dan terakhir, bahkan bukan satu2nya. Bahkan praktek2 semacam ini menjadi hal yang lazim, lumrah, adat... walah!
Jadi... masih percaya dengan wakil rakyat? Bener2 percaya mereka akan memperjuangkan nasib anda? Masih percaya pada demokrasi yg katanya akan memilih pemimpin yang adil & mensejahterakan rakyat? Olala... c'mon wake up! Sekarang sudah bukan waktunya berdemokrasi... tapi waktunya menegakkan syariah dan khilafah... Allahu Akbar!

Tidak ada komentar: