Senin, 10 November 2008

Rekayasa Demokrasi

Siang tadi, aku wawancara dengan salah satu anggota dewan dari partai merah. dia pendukung satu diantara calon gubernur Jatim yang sedang di atas angin (sebelum penghitungan suara). ada statemen off the record yang dia bilang, "kalo mau main2 di Pilkada, bisa aja. sy pernah melakukannya..."
Then dia bicara banyak...
Bapak anggota dewan yang konon terhormat ini bilang, perolehan suara dalam pilkada itu bisa saja dimainkan.
Caranya..?
Kumpulkan KPU dari berbagai kab/kota, trus nego. berapa harga untuk nambah suara biar bisa menang pilkada?
Dan anggota KPU pun (kata anggota dewan ini) membuat harga untuk setiap suara. Anggota dewan ini tidak merinci berapa harga tiap suara, tapi yang jelas jumlahnya sangat besar. Karena harga itu sepadan dengan rekayasa suara yang dibuat untuk memenangkan calon tertentu. Gila!
well, well, ini dia demokrasi
inikah yang dikatakan para pemuja demokrasi sebagai kearifan?
demokrasi yang lahir dari kapitalisme tidak pernah arif, apalagi dalam memilih pemimpin. benar2 inilah politik dagang sapi.
Masyarakat seharusnya tidak perlu lagi mempercayai demokrasi. karena pemimpin2 yang lahir darinya, tidak lebih hanya rekayasa belaka. lihat nanti bagaimana mereka menjalankan pemerintahannya, yang dipikirkan hanya uang dan uang. mengurus masalah ummat itu no ke seribu...
masyaallah... lantas bagaimana mereka mempertanggungjawabkan kepemimpinannya pada Allah?

Tidak ada komentar: